SELAMAT DATANG di JA'FAR'S BLOG... Semoga Blog Ini Bisa Bermanfa'at Untuk Kita Semua...aamiin.... "ISLAM IS MY LIFE"
Home » » Pendidik Islam

Pendidik Islam

Sabtu, 24 November 2012 | 0 komentar



BAB I
PENDAHULUAN



Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di pundak pendidikan terletak tanggung jawab yang amat besar dalam mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang di cita-citakan. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan kultural transition yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara kontinu, sebagai sasaran vital bagi membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia.
Dalam hal ini, pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, etika, maupun kebutuhan fisik peserta didik. Karena demikian pentingnya peserta didik dalam proses pendidikan, selanjutnya dalam makalah ini kami mencoba untuk memaparkan hal tersebut yang berkaitan dengan hakikat pendidik dalam sudut pandang pendidikan Islam.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pendidik
Dari segi bahasa, pendidik, sebagaimana dijelaskan oleh WJS. Poerwadarminta adalah orang yang mendidik. Yang berarti bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dalam bahasa Inggris dijumpai kata seperti teacher yang berarti guru atau pengajar dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang mengajar di rumah. Dalam bahasa Arab dijumpai kata ustadz, mudarris, mu’allim, dan mu’addib. Kata asatidz yang berarti teacher (guru), professor (gelar akademik). Jenjang dibidang intelektual, pelatih, penulis, penyair. Adapun kata mudarris berarti teacher (guru), instructor (pelatih) dan lecturer (dosen). Selanjutnya kata mu’allim yang juga berarti teacher (guru), instructor (pelatih), trainer (pemandu). Selanjutnya kata mu’addib berarti educator pendidik atau teacher in Karonik School (guru dalam lembaga pendidikan Al-Qur’an). Dengan demikian, kata pendidik secara fungsional menunjukkan kepada seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan, keterampilan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya.
Adapun pengertian pendidik menurut istilah yang lazim digunakan di masyarakat., diantaranya seperti Ahmad Tafsir, mengatakan bahwa pendidik dalam Islam, sama dengan teori anak didik. Selanjutnya ia mengatakan bahwa dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab tersebut adalah orang tua (ayah-ibu) anak didik, tanggung jawab itu disebabkan oleh dua hal : pertama, karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan bertanggung jawab mendidik anaknya, kedua, karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya.
Guru di sekolah adalah pendidik yang kedua secara teoritis. Mereka menghadapi hal yang sama dengan yang dihadapi orang tua dirumah, yaitu masalah kekurangan waktu. Tanggung jawab sekolah sekarang lebih besar dari pada jaman dahulu karena guru di sekolah harus mengambil alih sebagian tugas mendidik yang tadinya dilakukan oleh orang tua di rumah.
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidik adalah seseorang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik. Secara singkat Ahmad Tafsir mengatakan pendidikan dalam Islam sama dengan teori Barat, yaitu siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik.

B.     Syarat-Syarat Pendidik Islam
Syarat menjadi pendidik yang baik adalah sangat penting karena kelancaran dan kesuksesan proses belajar mengajar ditentukan oleh pendidik yang ideal. Diantara syaratnya yaitu :
a.       Segi jasmani, guru harus berbadan sehat, suaranya sederhana, matanya terang, terhindar dari penyakit menular. Kesehatan jasmani bagi seorang pendidik sangat mempengaruhi semangat kerja. Guru yang sakit-sakitan kerap kali absen dan tentunya akan merugikan anak didik.
b.      Segi umur, seorang pendidik harus sudah dewasa. Yang dituju dalam  pendidikan adalah kedewasaan anak. Tidaklah mungkin membawa anak-anak kepada kedewasaannya jika pendidik sendiri tidak dewasa. Kedewasaan yang diharapkan adalah kedewasaan yang bersifat jasmani maupun psikis.
c.       Segi mentalitas, seorang pendidik harus orang yang beragama serta mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agamanya.
d.      Segi akhlak, seorang pendidik harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi, berkelakuan baik dan harus menjadi contoh bagi keadilan, kesucian dan kesempurnaan.
e.       Segi kecakapan serta pengetahuan dasar, di antaranya :
o   Guru harus mengenal setiap murid yang dipercayakan kepadanya. Yaitu mengetahui secara khusus sifat, kebutuhan, minat, pribadi serta aspirasi murid.
o   Guru harus memiliki kecakapan memberi bimbingan sesuai dengan taraf tingkatan perkembangan anak didik.
o   Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan di Indonesia sesuai tahap-tahap pembangunan.
o   Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkan.
o   Guru harus mempunyai kecakapan dalam  mengajar dan bijaksana dalam  perbuatannya.
o   Guru harus mengerti ilmu mendidik sebaik-baiknya sehingga segala tindakannya dalam  mendidik disesuaikan dengan jiwa anak didik.

Di samping syarat di atas, ada syarat khusus yang harus dipenuhi seorang pendidik yaitu :
a.       Pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan yang dianut oleh suatu negaranya. Kalau di Indonesia pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan nasional yang tertuang di dalam  GBHN.
b.      Pendidik harus mengenal peserta didik.
c.       Pendidik harus mempunyai prinsip di dalam  menggunakan alat pendidikan. Dan dapat memilih alat mendidik yang sesuai dengan situasi tertentu.
d.      Pendidik harus mempunyai sikap bersedia membantu peserta didik dalam  arti lebih sabar.
e.       Pendidik harus mengidentifikasikan diri dengan peserta didik dalam  arti mampu menyesuaikan diri dengan anak didik guna mencapai tujuan pendidikan. Jadi, pendidik harus tetap sebagai pendidik yang berkepribadian dan dapat menyesuaikan dengan dunia peserta didik.
f.       Pendidik harus mampu bermasyarakat yang berarti pendidik harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diterapkan di masyarakat sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung peserta didik akan ikut merasakan manfaatnya.[1][4]

Syaikh Ahmad Ar Rifai mengungkapkan, bahwa seseorang bisa dianggap sah untuk dijadikan sebagai pendidik dalam pendidikan Islam apabila memenuhi dua criteria berikut :
1)      Alim yaitu mengetahui betul tentang segala ajaran dan syariahnya Nabi Muhammad Saw, sehingga ia akan mampu mentransformasikan ilmu yang komprehenshiv tidak setengah-setengah.
2)      Adil riwayat yaitu tidak pernah mengerjakan satupun dosa besar dan mengekalkan dosa kecil, seorang pendidik tidak boleh fasik sebab pendidik tidak hanya bertugas mentransformasikan ilmu kepada anak dididiknya namun juga pendidik harus mampu menjadi contoh dan suri tauladan bagi seluruh peserta didiknya. Di khawatirkan ketika seorang pendidik adalah orang fasik atau orang bodoh, maka bukan hidayah yang diterima ank didik namun justru pemahaman-pemahaman yang keliru yang berujung pada kesesatan.

C.    Pendidik Islam dan Interaksi Edukatif
Dalam konteks pendidikan Islampendidik” sering disebut dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid. menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam konteks Islam, Kelima istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai tugas masing-masing.
Murabbi adalah: orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
Mu’allim adalah: orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya sertamenjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi.
Mu’addib adalah: orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.
Mudarris adalah: orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat , minat dan kemampuannya.
Mursyid adalah: orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.
Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat  sdar tujuan dengan sistematis dan terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Pestalozi mengatakan bahwa makna dan tujuan pendidikan itu adalah hilfe zur selbsthilfe, astinya adalah pertolongan untuk pertolongan diri.
Interaksi edukatif dalam pelaksanaanya tidak sepi dari masalah, ketika teori itu sudah dianggap sempurna atau sesuai teori, namun dalam pelaksanaanya ternyata banyak menemui kendala diantaranya ketika seorang pendidik dalam proses mengajarnya telah sesuai dengan teori dan stratergi pembelajarannya namun murid belum mampu memahami dari pelajaran yang telah diberikan.
Maka untuk membantu guru dalam membuat paham palajaran terhadap anak didik, ada beberapa prinsip untuk menuju anak didik yang kreatif dan aktif. Didalam penerapan prinsip-prinsip ini harus mempertimbangkan akibat kepada anak didik, apabila prinsip ini tidak dikuasai dengan benar oleh pendidik maka tidak akan terjadi pengajaran yang kondusif seperti yang telah direncanakan sejak awal.

Prinsip-prinsip itu adalah:
1)        Prinsip Motivasi
Motifasi adalah membuat anak didik menjadi semangat untuk belajar, motifasi anak didik yang satu dengan yang lain berbeda sehingga perlu ada variasi didalam memberikan motifasi. Motifasi ekstrinsik yang bersumber dari luar perlu diberikan oleh pendidik, salah satunya dengan diberikan hadiah, pujian dan sebagainya, kemudian pendidik harus mampu mendorong rasa igin tahu, ingin mencoba, mandiri, dan ingin maju dari dalam anak didik, sehingga anak didik dapat tumbuh dan berkembang dan berhasil.
2)        Prinsip Berangkat dari Persepsi yang Dimiliki
Setiap anak didik mempunyai latar belakang pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, maka dengan latar belakang itu seorang pendidik harus memperhatikan bahan apersepsi dari yang dibawa setiap anak didik dari lingkungan kehidupan mereka, apabila latar belakang itu dapat dikaitkan dengan penjelasan guru, maka akan memudahkan anak didik dalam menerima pelajaran, memahami pengalaman, dan dapat memusatkan perhatian anak didik.
3)        Prinsip Mengarah Kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu
Pelajaran yang direncanakan dalam suatu bentuk pola akan dapat mengaitkan bagian yang terpisah dalm suatu pelajaran, pola dapat membantu anak didik dalam memusatkan suatu masalah yang hendak dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab dan merumuskan konsep yang hendak ditemukan.
4)        Prinsip Keterpaduan
Penjelasan yang dikaitkan antara satu pokok bahasan dengan pokok bahasan yang lain dalam mata pelajaran yang berbeda. Misalnya, dalam menjelaskan pokok bahasan moral dalam mata pelajaran pendidikan Pancasila, guru menghubungkannnya dengan masalah akhlak dalam mata pelajaran akidah akhlak. Katerpaduan dalam pembahasan dan peninjauan ini akamn memnbantu dalam memadukan perolehan belajar dalam kegiatan interaksi edukatif.
5)        Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi
Interaksi edukatif dalam kegiatannya perlu menciptakan masalah untuk dipecahkan anak didik dikelas sebagai proses pembelajaran, ini dikaitkan dengan indikator kemampuan anak didik terhadap pelajarannya, sehingga anak didik mampu menyelesaikan masalah yang akan dihadapinya.
6)        Prinsip Mencari, menemukan, dan Mengembangkan Sendiri
Anak didik sebagai individu yang mempunyai potensi mencari dan mengembangkan dirinya. Anak didik harus diberi ruang yang secukupnya oleh guru agar dapat mencari, menemukan, dam mengembangkan imfomasi yang ada. 


7)        Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Prinsip yang dikembangkan dalam konsep belajar secara realistis, atau belajar sambil bekerja (learning by doing). Belajar sambil melakukan aktifitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik.
Sebuah teori tidak akan mampu tersimpan dengan lama apabila tidak disertai denagn praktek, praktek akan lebih mudah diingat dalam otak karena suatu pekerjaan itu sudah pernah dilakukan.
8)        Prinsip Hubungan Sosial
Arti dalam hubungan sosial ini adalah saling bekerja sama dalam proses belajar, yaitu belajar dalam model kelompok. Belajar bersama merupakan salah satu cara untuk menggairahkan anak didik dalam menerima pelajaran dari guru, anak didik yang bersemangat apabila belajar sendiri akan lebih bersemangat apabila dilibatkan dalam kerja kelompok. Tugas akan lebih mudah dikerjakan, apabila dikerjakan dengan berkelompok.
9)        Prinsip Perbedaan Individual
Dalam proses pembelajara, guru dihadapkan dengan segala perbedaan yang berasal dari setiap individu, maka seorang pendidik harus mampu memahami setiap perbedaan-perbedaan yang muncul dari anak didik. Keberhasilan akan dicapai dengan sukses apabila pendidik mampu memahami anak didiknya tersebut.

Tahap-Tahap Interaksi Edukatif
 R.D. Conners, mengidentifikasikn tugas mengajar guru yang bersifat suksesif menjadi tiga tahap. Tahap-tahap tersebut adalah tahap sebelum pangajaaran (pre-active), tahap pengajaran (inter-active), dan tahap sesudah pengajaran (post-active).
 Dengan tahap-tahap itu maka guru dapat mengikuti uraian sebagai berikut:


1.      Tahap Sebelum Pengajaran
Tahap ini adalah penyusunan program oleh seorang guru, seperti pelaksanaan kurikulum, program tahunan, dan perencanaan program pembelajaran. Adapun aspek yang berkaitan dengan perencanaan program di atas yaitu:
1.      Bekal bawaan anak didik.
2.      Perumusan tujuan pembelajaran.
3.      Pemilihan metode.
4.      pemilihan pengalaman-pengalaman dalam belajar.
5.      Pemilihan bahan dan peralatan belajar.
6.      Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik.
7.      Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia.
8.      mempertimbangkan pola pengelompokan.
9.      mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar.

2.      Tahap Pengajaran
Antara guru dan anak didik disini akan berinteraksi begitu juga anak didik dengan sesamanya. Dan dengan kelompok. Ini adalah tahap pelaksanaan dari aspek-aspek yang telah direncanakan, diantaranya dengan pertimbangan sebagai berikut:
1.     Pengelolaan dan pengendalian kelas.
2.     Penyampaian informasi.
3.     Penggunaan tingkah laku verbal dan nonverbal.
4.     Merangsang tanggapan balik dari anakl didik.
5.     Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar seperti yang telah dijelaskan di atas.
6.     Meneliti kesulitan-kesulitan dalam belajar.
7.     Mempertimbangkan perbedaan individual.
8.     Mengevaluasi kegiatan dari proses interaksi edukatif.



3.      Tahap Setelah Pelajaran
Pada tahap ini dilaksanakan setelah proses tatap muka antara guru dan anak didik, diantaranya adalah:
a)      Menilai pekerjan anak didik.
b)     Menilai dari individu seorang guru.
c)      Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya.

Pendidikan dan pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat  sdar tujuan dengan sistematis dan terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Pestalozi mengatakan bahwa makna dan tujuan pendidikan itu adalah hilfe zur selbsthilfe, astinya adalah pertolongan untuk pertolongan diri.
Interaksi edukatif dalam pelaksanaanya tidak sepi dari masalah, ketika teori itu sudah dianggap sempurna atau sesuai teori, namun dalam pelaksanaanya ternyata banyak menemui kendala diantaranya ketika seorang pendidik dalam proses mengajarnya telah sesuai dengan teori dan stratergi pembelajarannya namun murid belum mampu memahami dari pelajaran yang telah diberikan.
Maka untuk membantu guru dalam membuat paham palajaran terhadap anak didik, ada beberapa prinsip untuk menuju anak didik yang kreatif dan aktif. Didalam penerapan prinsip-prinsip ini harus mempertimbangkan akibat kepada anak didik, apabila prinsip ini tidak dikuasai dengan benar oleh pendidik maka tidak akan terjadi pengajaran yang kondusif seperti yang telah direncanakan sejak awal.


BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, etika, maupun kebutuhan fisik peserta didik. Karena demikian pentingnya peserta didik dalam proses pendidikan, selanjutnya dalam makalah ini kami mencoba untuk memaparkan hal tersebut yang berkaitan dengan hakikat pendidik dalam sudut pandang pendidikan Islam.
Adapun pengertian pendidik menurut istilah yang lazim digunakan di masyarakat., diantaranya seperti Ahmad Tafsir, mengatakan bahwa pendidik dalam Islam, sama dengan teori anak didik. Selanjutnya ia mengatakan bahwa dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab tersebut adalah orang tua (ayah-ibu) anak didik, tanggung jawab itu disebabkan oleh dua hal : pertama, karena kodrat, yaitu karena orang tua ditakdirkan bertanggung jawab mendidik anaknya, kedua, karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya.
Syarat menjadi pendidik yang baik adalah sangat penting karena kelancaran dan kesuksesan proses belajar mengajar ditentukan oleh pendidik yang ideal. Diantara syaratnya yaitu :
  • Segi jasmani
  • Segi umur,
  • Segi mentalitas
  • Segi akhlak,
  • Segi kecakapan serta pengetahuan dasar,
Dalam konteks pendidikan Islampendidik” sering disebut dengan murabbi, mu’allim, mu’addib, mudarris, dan mursyid. menurut peristilahan yang dipakai dalam pendidikan dalam konteks Islam, Kelima istilah ini mempunyai tempat tersendiri dan mempunyai tugas masing-masing.


DAFTAR PUSTAKA



Zakiah Daradjat, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta. 2008.

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Join Ya Sob....

Untuk menjalin Silaturahim diniatkan Lillaahi Ta'ala...

Salam Penulis :

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Blog ini sengaja saya buat sebagai salah satu media silaturahim dan agar dapat saling bertukar fikiran (sharing) tentang ilmu yang kita miliki... Apabila terdapat kata-kata yang kasar dan terlihat kurang sopan, Saya minta ma'af yang sebesar-besarnya... semoga bermanfa'at dan kita bisa mengamalkan ilmu yang kita miliki... "Wallaahu A'lam Bish_Shawaab..." وَاَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ