سِوَاهُمَا الْحَرْفُ كَهَلْ وَفِي وَلَمْ ¤ فِعْـــلٌ مُـضَــارِعٌ يَلِي لَمْ كَـيَشمْ
Selain keduanya (ciri Isim dan Fi’il) dinamaan Kalimah Huruf, seperti lafadz Hal, Fi, dan Lam. Ciri Fi’il Mudhori’ adalah dapat mengiringi Lam, seperti lafadz Lam Yasyam.وَمَاضِيَ الأَفْعَالِ بِالتَّا مِزْ وَسِمْ ¤ بِالنُّـــوْنِ فِعْلَ الأَمْرِ إِنْ أَمْرٌ فُهِمْ
Dan untuk ciri Fi’il Madhi, bedakanlah olehmu! dengan tanda Ta’. Dan namakanlah Fi’il Amar! dengan tanda Nun Taukid (sebagi cirinya) apabila Kalimah itu menunjukkan kata perintah.وَالأَمْرُ إِنْ لَمْ يَكُ لِلنّوْنِ مَحَلْ ¤ فِيْهِ هُوَ اسْمٌ نَحْوُ صَهْ وَحَيَّهَلْ
Kata perintah jika tidak dapat menerima tempat untuk Nun Taukid, maka kata perintah tersebut dikategorikan Isim, seperti Shah! dan Hayyahal!
Pembagian Kalimah Huruf dan Ciri-Cirinya
Kalimah Huruf dapat dibedakan dengan
Kalimah-Kalimah yang lain, yaitu Kalimat selain yang dapat menerima
tanda Kalimah Isim dan tanda Kalimat Fi’il, atau Kalimat yang tidak
bisa menerima tanda-tanda Kalimat Isim dan Fi’il. Kemudian
dicontohkannya dengan Lafad هل, في, dan لم , ketiga contoh Kalimat
Huruf tsb menunjukkan penjelasan bahwa Kalimat Huruf terbagi menjadi
dua:
- Kalimah Huruf Ghair Mukhtash (Tidak Khusus), bisa masuk pada Kalimat Isim, juga bisa masuk pada Kalimat Fi’il. Contoh هل :
هَلْ زَيْدٌ قَائِمٌ وَهَلْ قَامَ زَيْدٌ
Apakah Zaid orang yg berdiri? Dan apakah Zaid telah berdiri?
Lafadz “HAL” yang pertama masuk pada Kalimat Isim dan “HAL” yang kedua masuk pada Kalimat Fi’il.
- Kalimat Huruf Mukhtash (Khusus), khusus masuk pada Kalimat Isim contoh في, dan khusus masuk pada Kalimat Fiil contoh لم :
لَمْ يَقُمْ زَيْدٌ فِي الدَّارِ
Zaid tidak berdiri di dalam Rumah.
Pembagian Kalimah Fi’il dan Ciri-Cirinya
Bait diatas juga menenerangkan bahwa
Kalimah Fi’il terbagi menjai Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amar
berikut ciri masing-masing.
- Dikatakan Fi’il Mudhori apabila pantas dimasuki لم contoh:
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
- Dikatakan Fi’il Madhi apabila pantas dimasuki Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah contoh:
قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي
Balqis berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku”
- Dikatakan Fi’il Amar apabila bentuknya menunjukkan perintah dan pantas menerima Nun Taukid contoh:
أَكْرِمَنَّ الْمِسْكِين
Sungguh hormatilah oranga miskin !
Apabila ada kalimah
yang menunjukkan kata perintah tapi tidak pantas menerima Nun Taukid,
maka kalimah tersebut digolongkan “Isim Fi’il” seperti lafadz حيهل
menyuruh terima dan lafadz صه menyuruh diam, Contoh:
صَهْ إذَا تَكَلَّمَ غَيْرُكَ
Diamlah ! jika orang lain berbicara
صه dan حيهل keduanya
disebut kalimat Isim sekalipun menunjukkan tanda perintah, perbedaannya
adalah dalam hal tidak bisanya menerima Nun Taukid. Oleh karena itu
tidak bisa dilafadzkan صهن atau حيهلن
Tidak ada komentar:
Posting Komentar